SuryaSukaMenulis

Saya hanya ingin menjadi seperti MATAHARI yang menyapa dunia dengan sinarnya!

#Bahaya Adalah ditaksir lakor

Ahahaha obrolan saya mengapa soal pernikahan melulu yaa?

Pernikahan, berhubungan dengan komitmen. Ehh apa sih komitmen ini? Kata komitmen seringkali terdengar. Berhubungan dengan pekerjaan lah, hubungan dengan orang lain lah, dengan diri sendiri juga bisa.

Komitmen terdiri dari tiga suku kata ko-mit-men merupakan kata benda yang berarti perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak; (sumber :KBBI offline 1.3)

Jika seorang lelaki dan seorang perempuan, memutuskan untuk menikah. Berarti seharusnya, mereka sudah memiliki suatu perjanjian (keterikatan) untuk membangun sebuah rumah tangga. Mereka sudah berjanji untuk saling melindungi, saling setia, saling menyanyangi dan saling-saling lainnya.

Lalu, apa jadinya ketika seorang pria beristri yang tiba-tiba curi-curi pandang, atau bahkan sampai ‘mengejar-ngejar’ wanita lain? Humm berarti *menurut analisan saya* pria itu tidak berkomitmen terhadap pernikahannya.

Jadi inget sama salah satu posting blog salah seorang sahabat saya kemarin-kemarin:

#Bahaya Adalah ditaksir lakor

*lakor = laki orang = suami orang

Humm,,iyaa itu (kalau buat saya ya) bahaya sekali. Kita bermain-main dengan seseorang yang sudah menjadi suami orang, atau bahkan malah sudah jadi ayah. Seseorang yang (seharusnya) memiliki komitmen dengan sesuatu yang dibangunnya (baca: rumah tangga).

Jika melihat pada kenyataannya, zaman sekarang (zaman, oh zaman) banyak juga para wanita lajang yang tampak biasa-biasa saja ketika ditaksir atau dideketin sama lakor (a.k.a. suami orang). Menurut mereka, asal sama-sama cocok dan bikin janji ‘jangan ada anak antara kita,’ yaa mereka akan menjalaninya.

Dunia oh dunia!

Saya juga ga mau melakukan penilaian apa-apa di sini ya? Karena pada kenyataannya toh saya juga bukan orang yang lurus-lurus banget kok. Pernah juga saya nikung-nikungnya. Jelek-jeleknya saya juga ada kok.

Tapi apa yaa,,prinsip saya sih begini “kalau ditaksir atau dideketin sama pacor (pacar orang) sih, gue masih fine-fine aja. Tapi, kalau orang itu sudah punya cincin manis di jari kanan dan sudah punya buku nikah sih aduh BIG NO NO deh.”

Alasannya, yaa karena, kalau menurut pemikiran saya, orang yang pacaran itu memang memiliki komitmen, tapi belum masuk ke tahap yang benar-benar berjanji atas nama Agama dan menyatukan kedua keluarga besar. Jadi, yaa kalau ‘diganggu’ dikit mah boleh lah ya? Nah, kalau pernikahan? Mereka sudah membuat suatu komitmen dan berjanji atas nama agama. Apalagi sudah menyatukan kedua keluarga besar. Kalau sampai acara ‘ganggu-mengganggu’ lakor itu diketahui oleh salah seorang dari salah satu pihak keluarga, pastinya hal itu akan membuat heboh seantero jagat raya. *ahahaha ini lebaaayy!

Semuanya balik lagi ke masing-masing orang. Mau itu memilih untuk dekat dengan lakor atau mencoba menjauhi segala kemungkinan untuk didekati oleh lakor. Menyukai seseorang itu hak asasi setiap manusia kok. ^_^

*nb : nengcep, pinjem kata-katanya buat jadi judul posting ini ya? ;)

1 komentar:

cepe 4 Desember 2011 pukul 10.36  

gue bilang sama dia : "makanya mas cincin kawinnya dipake"
ahahahaha..
thanks so much dear :*

Posting Komentar

Saya Si Surya

Foto saya
Si tengah di antara lelaki hebat yang juga ga kalah hebatnya. I (heart) yellow. I (heart) comics. I (heart) music. I (heart) converse. ^_^

Total Tayangan Halaman

Pengikut